
Blades of the Forgotten Realm: Bab 14 (Pedang dari Alam Terlupakan)
Pencarian Kristal Penjaga Nixara
Setelah pertemuan dengan Nixara di reruntuhan Naharim, Arya dan Dewan Elemen kembali ke Perpustakaan Agung Arcanis. Ezekiel telah menyiapkan peta kuno yang menunjukkan lokasi-lokasi yang mungkin menyimpan Kristal Penjaga Nixara. Namun, informasi itu tidak pasti, karena keberadaan kristal tersebut telah tersembunyi selama ribuan tahun.
“Kalian harus mencarinya di Kedalaman Gelap, sebuah gua di bawah gunung yang dipercaya sebagai salah satu titik awal kekosongan Nixara,” kata Ezekiel.
Arya memutuskan untuk membawa seluruh anggota Dewan Elemen dalam perjalanan ini, mengingat bahaya yang semakin besar dari kehadiran Primordial Kekosongan.
Menuju Kedalaman Gelap
Perjalanan ke Kedalaman Gelap membutuhkan waktu beberapa minggu. Gunung itu terletak di wilayah terpencil yang dikelilingi oleh lembah yang tidak ramah. Sepanjang perjalanan, mereka melewati desa-desa yang telah kosong, jejak jelas dari kehancuran Nixara.
“Mengerikan,” gumam Aldor, Penjaga Tanah, saat mereka menemukan sebuah desa yang hanya menyisakan lubang hitam di tengahnya. “Dia benar-benar menghapus segalanya.”
Ravi, Penjaga Api, mengepalkan tangannya. “Kita harus segera menyelesaikan ini sebelum kehampaan ini menyebar lebih jauh.”
Misteri di Kedalaman Gelap
Saat mereka tiba di gunung, kelompok itu menemukan pintu masuk gua yang tertutup oleh batu besar. Aldor menggunakan kekuatannya untuk membuka jalan, dan mereka masuk ke dalam.
Di dalam gua, udara terasa berat, dan kegelapan begitu pekat sehingga bahkan api Ravi hampir tidak cukup untuk menerangi jalan. Gua itu dipenuhi dengan suara gema yang aneh, seolah-olah mereka diawasi oleh sesuatu yang tak terlihat.
“Berhati-hatilah,” kata Arya sambil menggenggam Pedang Harmoni erat-erat.
Setelah berjalan selama berjam-jam, mereka tiba di sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan kristal-kristal hitam yang memancarkan cahaya redup. Di tengah ruangan, ada sebuah altar batu dengan simbol Primordial Kekosongan.
Namun, sebelum mereka bisa mendekat, bayangan dari dinding gua mulai bergerak, membentuk sosok makhluk-makhluk yang menyerupai manusia tetapi tanpa wajah.
Pertarungan Melawan Bayangan Kehampaan
Bayangan itu menyerang dengan cepat dan tanpa suara. Mereka tidak memiliki bentuk tetap, membuat mereka sulit untuk dilawan. Arya memimpin serangan dengan Pedang Harmoni, tetapi bayangan itu tampaknya tidak terpengaruh oleh serangan fisik.
“Mereka bukan makhluk biasa,” teriak Mira sambil menciptakan perisai air untuk melindungi kelompok.
Kael menggunakan angin untuk mendorong bayangan menjauh, sementara Ravi mencoba membakar mereka. Namun, setiap kali bayangan itu hancur, mereka kembali terbentuk dari kegelapan di sekitarnya.
Arya menyadari bahwa mereka harus menemukan sumber kekuatan bayangan ini. Dia melihat bahwa cahaya dari kristal hitam di sekitar ruangan tampaknya memperkuat makhluk-makhluk itu.
“Targetkan kristalnya!” seru Arya.
Dengan bantuan Dewan Elemen, mereka mulai menghancurkan kristal satu per satu. Setiap kali sebuah kristal dihancurkan, bayangan itu melemah, hingga akhirnya mereka lenyap sepenuhnya.
Kristal Penjaga Nixara
Setelah pertarungan usai, altar di tengah ruangan mulai bersinar lembut. Sebuah kristal kecil berwarna abu-abu gelap muncul dari batu, melayang di udara.
Arya melangkah maju untuk mengambilnya, tetapi suara hampa menggema di ruangan itu.
“Kau pikir kau bisa mengendalikan kekuatanku?”
Itu adalah suara Nixara. Meskipun tubuh fisiknya tidak hadir, energinya terasa di seluruh ruangan.
“Kami tidak ingin menghancurkanmu, Nixara,” kata Arya dengan tenang. “Kami hanya ingin mengembalikan keseimbangan dunia.”
“Dunia ini tidak pernah seimbang,” jawab Nixara. “Kau hanya menunda kehancurannya.”
Arya merasakan keraguan sesaat, tetapi dia mengingat semua yang telah dia pelajari. Dia memegang Kristal Penjaga Nixara dan mengarahkan Pedang Harmoni ke altar, menyelaraskan kekuatan Eterna dengan kristal itu.
Sebuah cahaya terang meledak dari Pedang Harmoni, mengisi ruangan dengan energi yang menenangkan. Suara Nixara perlahan menghilang, dan kehadirannya terasa melemah.
Dampak Kristal Nixara
Setelah menyegel sebagian kekuatan Nixara, dunia mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Desa-desa yang sebelumnya terhapus mulai menunjukkan tanda kehidupan kembali, meskipun perlahan.
Namun, Ezekiel memperingatkan bahwa tugas mereka belum selesai.
“Primordial lainnya akan mulai bangkit, dan mereka mungkin lebih kuat daripada Nixara,” katanya.
Konflik Antar Anggota Dewan
Dalam perjalanan kembali, Arya mulai merasakan ketegangan di antara anggota Dewan Elemen.
“Semakin banyak Primordial yang bangkit, semakin sulit bagi kita untuk bertahan,” kata Ravi dengan nada frustrasi. “Kita tidak bisa hanya mengandalkan Pedang Harmoni. Kita butuh kekuatan lebih.”
Aldor mengangguk setuju. “Ravi benar. Tapi dari mana kita akan mendapatkan kekuatan itu?”
Kael, yang lebih santai, mencoba menenangkan mereka. “Kekuatan lebih tidak selalu menjadi jawaban. Kita butuh strategi.”
Mira menambahkan dengan lembut, “Kita harus tetap bersatu. Jika kita mulai terpecah, tidak ada yang bisa menghentikan Primordial.”
Arya tahu bahwa menjaga persatuan Dewan Elemen sama pentingnya dengan menghentikan ancaman Primordial.
Misi Berikutnya: Kebangkitan Pyros
Saat mereka tiba di desa, Ezekiel memberikan kabar buruk.
“Energi dari Kristal Penjaga Nixara telah memicu kebangkitan Pyros, Primordial Api,” katanya. “Gunung berapi terbesar di dunia, Puncak Bara, telah menunjukkan aktivitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jika Pyros bangkit sepenuhnya, dia bisa membakar seluruh benua.”
Arya dan Dewan Elemen harus bersiap untuk perjalanan baru, menuju gunung berapi yang dipenuhi bahaya, sambil menghadapi tantangan internal yang bisa merusak persatuan mereka.