Blades of the Forgotten Realm: Bab 2

Blades of the Forgotten Realm: Bab 2

Blades of the Forgotten Realm: Bab 2 (Pedang dari Alam Terlupakan)

Setelah kemenangan melawan Raja Gelap Varun, Arya menjadi sosok yang dihormati di desa Wirasena. Namun, dia tidak pernah membiarkan dirinya larut dalam kebanggaan. Suatu malam, saat bulan bersinar terang di langit, angin membawa bisikan aneh. Suara itu seperti gema dari jauh, namun terdengar jelas di telinga Arya.

“Pedang ketiga menunggu di barat,” kata suara itu. “Pedang Angin akan menguji tekadmu.”

Arya membuka matanya lebar. Suara itu terdengar nyata, dan hatinya dipenuhi dengan rasa penasaran. Dia tahu bahwa perjalanan ke barat akan membawanya ke tempat-tempat yang belum pernah dia bayangkan sebelumnya.

Perjalanan ke Barat

Pagi-pagi sekali, Arya mempersiapkan dirinya. Dia membawa Pedang Api dan Pedang Es, serta perlengkapan untuk bertahan hidup. Penduduk desa mencoba membujuknya untuk tetap tinggal.

“Kau sudah cukup berbuat banyak untuk kami, Arya,” kata seorang wanita tua. “Mengapa kau mengambil risiko lagi?”

Arya tersenyum. “Jika aku berhenti sekarang, dunia ini mungkin akan jatuh ke tangan kegelapan lagi. Aku harus melanjutkan, bukan hanya untuk desaku, tetapi untuk semua orang.”

Dengan itu, Arya berangkat menuju barat, di mana konon terdapat sebuah ngarai yang dikenal sebagai Jurang Langit, tempat Pedang Angin tersembunyi.

Jurang Langit

Setelah berhari-hari menyeberangi padang pasir yang luas, Arya akhirnya tiba di Jurang Langit. Tempat itu adalah keajaiban alam, dengan tebing-tebing tinggi yang menjulang hingga menyentuh awan. Angin berputar-putar di antara celah tebing, menciptakan suara yang menyerupai nyanyian roh.

Di tengah jurang, terdapat sebuah jembatan gantung yang rapuh, melintasi jurang yang dalam dan gelap. Di sisi lain, Arya melihat cahaya samar yang memancar dari sebuah altar batu.

“Aku tahu itu pasti Pedang Angin,” pikir Arya.

Namun, saat dia melangkah ke jembatan, angin kencang bertiup, hampir membuatnya jatuh. Dari balik kabut, muncul seorang pria bertopeng yang mengenakan jubah hijau.

“Siapa kau?” tanya Arya, mencoba melawan angin yang mengguncang tubuhnya.

“Aku adalah Zephyr, Penjaga Pedang Angin,” jawab pria itu. “Jika kau ingin pedang ini, kau harus mengatasi ketakutan terdalammu.”

Arya mengangguk. Dia telah melalui banyak ujian, tetapi dia tahu bahwa setiap tantangan memiliki cara baru untuk menguji keberaniannya.

Ujian Angin

Zephyr mengayunkan tangannya, dan tiba-tiba angin kencang membawa Arya ke dimensi lain. Dia berada di tengah badai besar, tanpa arah dan tanpa perlindungan.

“Ketakutan terdalamku?” Arya bergumam.

Dalam badai itu, Arya melihat bayangan dirinya sendiri. Sosok itu berbicara dengan suara penuh keraguan.

“Kau hanya seorang anak desa,” ejek bayangan itu. “Apa yang membuatmu berpikir kau bisa melawan kegelapan? Apa yang membuatmu pantas menyentuh Pedang Takdir?”

Arya merasakan keraguan merayapi hatinya. Dia hampir menyerah, tetapi kemudian dia teringat semua orang yang dia perjuangkan—penduduk desanya, sahabat-sahabatnya yang telah gugur, dan cita-citanya untuk kebebasan.

“Aku tidak sempurna,” kata Arya dengan suara keras. “Tapi aku tidak akan membiarkan ketakutanku menguasai diriku.”

Badai perlahan mereda, dan Arya menemukan dirinya kembali di Jurang Langit. Zephyr berdiri di hadapannya, tersenyum puas.

“Keteguhan hatimu luar biasa,” kata Zephyr. “Pedang Angin adalah milikmu.”

Blades of the Forgotten Realm: Bab 2 (Pedang dari Alam Terlupakan)
Blades of the Forgotten Realm: Bab 2 (Pedang dari Alam Terlupakan)

Pedang Angin

Arya melangkah ke altar dan mengambil Pedang Angin. Pedang itu ringan seperti bulu, tetapi kekuatannya terasa seperti badai yang tersembunyi. Ketika Arya mengayunkannya, angin berputar di sekitarnya, memberikan perlindungan dan kekuatan yang luar biasa.

“Pedang ini akan membantumu,” kata Zephyr, sebelum menghilang bersama angin.

Arya merasa lebih kuat dari sebelumnya. Dengan tiga pedang di tangannya, dia tahu bahwa tantangan terakhir akan menjadi yang paling berat.

Bisikan Gelap

Saat Arya meninggalkan Jurang Langit, dia mendengar bisikan gelap di malam hari. Itu adalah suara yang berbeda dari suara yang membimbingnya sebelumnya.

“Pedang terakhir menunggumu di selatan,” kata suara itu. “Tetapi ingat, pedang itu juga membawa kutukan.”

Arya merasa gelisah. Dia tahu bahwa Pedang Kegelapan adalah pedang terakhir yang harus dia temukan untuk melengkapi kekuatan Pedang Takdir. Tetapi dia juga tahu bahwa pedang itu tidak seperti yang lain.

“Jika aku tidak menemukannya, seseorang yang lebih jahat mungkin akan menemukannya lebih dulu,” pikir Arya.

Dengan berat hati, dia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya.

Hutan Kematian

Pedang Kegelapan tersembunyi di Hutan Kematian, tempat yang penuh dengan bayangan dan makhluk-makhluk mengerikan. Saat Arya memasuki hutan, dia merasa seperti sedang diawasi dari setiap sudut.

Di tengah hutan, dia bertemu dengan seorang wanita berpakaian hitam. Wajahnya tertutup cadar, tetapi matanya memancarkan kesedihan.

“Aku adalah Morgana, Penjaga Pedang Kegelapan,” kata wanita itu. “Pedang ini adalah pedang yang paling kuat, tetapi juga yang paling berbahaya. Jika kau ingin memilikinya, kau harus menghadapi kegelapan yang tersembunyi di dalam hatimu.”

Arya mengangguk. Dia tahu bahwa ujian kali ini bukan hanya tentang keberanian, tetapi juga tentang kejujuran terhadap dirinya sendiri.

Kegelapan Dalam Hati

Morgana membawa Arya ke sebuah ruangan gelap. Di sana, dia melihat bayangan dari masa lalunya—rasa sakit karena kehilangan orang tuanya, rasa bersalah karena tidak bisa menyelamatkan sahabat-sahabatnya, dan ketakutan bahwa dia tidak cukup kuat untuk menyelesaikan misinya.

“Kegelapan ini adalah bagian dari dirimu,” kata Morgana. “Kau tidak bisa melarikan diri darinya. Hanya dengan menerima kegelapanmu, kau bisa mengendalikan Pedang Kegelapan.”

Arya terdiam lama, lalu berkata, “Aku tidak akan menyangkal kegelapanku. Tapi aku juga tidak akan membiarkannya menguasai diriku.”

Ruangan itu tiba-tiba terang benderang, dan Morgana tersenyum.

“Pilihanmu tepat,” kata Morgana. “Pedang Kegelapan adalah milikmu.”

Empat Pedang Takdir

Blades of the Forgotten Realm: Bab 1 (Pedang dari Alam Terlupakan)

Kini, Arya memiliki keempat Pedang Takdir: Pedang Api, Pedang Es, Pedang Angin, dan Pedang Kegelapan. Dengan kekuatan itu, dia tahu bahwa dia telah menjadi penjaga keseimbangan dunia.

Namun, Arya juga sadar bahwa tugasnya belum selesai. Kegelapan selalu mengintai, dan tugasnya adalah memastikan bahwa kekuatan ini tidak disalahgunakan.

Dengan hati yang penuh tekad, Arya kembali melangkah, mempersiapkan diri untuk petualangan yang lebih besar dan lebih berbahaya di masa depan.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *