Blades of the Forgotten Realm: Bab 6

Blades of the Forgotten Realm: Bab 6
Blades of the Forgotten Realm: Bab 6

Blades of the Forgotten Realm: Bab 6 (Pedang dari Alam Terlupakan)
Bangkitnya Orvus, Pengkhianat Keseimbangan

Di tempat yang jauh, di sebuah benteng kuno yang tersembunyi di tengah gurun tandus, seorang pria berjubah hitam bernama Orvus berdiri di atas altar yang dipenuhi simbol-simbol kuno. Tangannya menggenggam sebuah belati kecil yang memancarkan cahaya gelap, seperti api hitam yang membara.

Orvus bukanlah orang biasa. Dahulu, dia adalah salah satu penjaga pertama yang membantu menciptakan Pedang Takdir bersama Aelira. Namun, hasratnya akan kekuasaan membuatnya dikhianati oleh rekan-rekannya, yang menyegel kekuatannya dalam belati kecil itu dan mengasingkannya dari dunia.

Namun kini, belati itu kembali ke tangannya.

“Waktunya telah tiba untuk merebut kembali apa yang menjadi milikku,” kata Orvus sambil menatap ke arah bulan merah yang menggantung di langit.

Kehancuran di Utara

Sementara itu, Arya sedang dalam perjalanan kembali ke desanya ketika dia mendengar kabar buruk. Seorang utusan dari utara datang dengan napas tersengal-sengal, tubuhnya penuh luka.

“Desa-desaku… hancur,” kata utusan itu. “Seorang pria berjubah hitam datang dengan kekuatan aneh. Dia menghancurkan segalanya dengan pasukan bayangan.”

Arya mendengarkan dengan serius. Dia tahu bahwa ini bukan ancaman biasa. Pedang Harmoni mulai bergetar di pinggangnya, seolah-olah merasakan sesuatu yang tidak beres.

“Siapa pria itu?” tanya Arya.

“Aku tidak tahu namanya,” jawab utusan itu. “Tapi dia membawa belati kecil yang tampaknya mengendalikan bayangan.”

Arya tahu dia harus bertindak cepat.

Mencari Kebenaran

Arya kembali ke Perpustakaan Agung Arcanis untuk mencari jawaban. Di sana, Ezekiel telah menunggu, dengan ekspresi serius di wajahnya.

“Orvus telah kembali,” kata Ezekiel tanpa basa-basi.

“Orvus?” Arya mengerutkan kening. “Siapa dia?”

Ezekiel menjelaskan bahwa Orvus adalah salah satu dari penjaga pertama, seperti Aelira. Namun, Orvus terobsesi dengan gagasan mengendalikan keseimbangan dunia untuk dirinya sendiri. Dia percaya bahwa dunia tidak membutuhkan keseimbangan, tetapi seorang penguasa tunggal yang mutlak.

“Ketika kami menciptakan Pedang Takdir, Orvus menyarankan agar semua kekuatan dimasukkan ke dalam satu pedang,” kata Ezekiel. “Kami menolak idenya karena terlalu berbahaya. Sebagai balasannya, dia mencuri sebagian kecil energi pedang dan menciptakan belati itu, yang dikenal sebagai Belati Pengkhianat.”

Arya terkejut. “Apa yang dia rencanakan sekarang?”

“Dia ingin menyerap kekuatan Pedang Harmoni,” jawab Ezekiel. “Jika dia berhasil, dia akan memiliki kendali penuh atas dunia ini. Kau harus menghentikannya sebelum dia menjadi terlalu kuat.”

Pertemuan dengan Orvus

Arya melacak Orvus ke reruntuhan kuno di utara, tempat dia membangun pasukannya. Ketika Arya tiba, dia melihat desa-desa yang terbakar dan tanah yang diliputi bayangan. Pasukan bayangan Orvus, makhluk-makhluk yang tidak memiliki bentuk tetap, menyerang siapa saja yang mendekat.

Di tengah reruntuhan itu, Orvus berdiri di atas altar besar, dengan Belati Pengkhianat di tangannya.

“Akhirnya kita bertemu, Penjaga Pedang Harmoni,” kata Orvus dengan senyum dingin.

“Orvus,” jawab Arya sambil menghunus Pedang Harmoni. “Kau tidak akan berhasil.”

Orvus tertawa. “Pedangmu mungkin kuat, tetapi kau hanya manusia. Aku adalah salah satu pencipta keseimbangan ini. Kau bahkan tidak tahu sejauh mana kekuatan itu bisa digunakan.”

Arya menyerang tanpa ragu. Pertarungan antara keduanya mengguncang tanah. Pedang Harmoni memancarkan cahaya terang, sementara Belati Pengkhianat memancarkan kegelapan yang memakan segala sesuatu di sekitarnya.

Blades of the Forgotten Realm: Bab 6

Ujian Ketahanan Arya

Pertarungan itu berlangsung sengit. Orvus menggunakan kekuatan bayangan untuk menciptakan ilusi yang membingungkan Arya. Dia menunjukkan masa lalu Arya—kematian orang tuanya, pengkhianatan teman-temannya, dan kekalahan-kekalahan kecil yang pernah dia alami.

“Aku tahu apa yang ada dalam hatimu, Arya,” kata Orvus. “Kau tidak bisa menjadi penjaga keseimbangan. Kau terlalu lemah.”

Arya hampir terguncang, tetapi dia mengingat ajarannya di Kuil Jiwa Pedang. Dia mengingat bahwa keseimbangan bukan hanya tentang kekuatan, tetapi juga penerimaan.

“Aku mungkin memiliki kelemahan,” kata Arya dengan suara tegas. “Tapi itulah yang membuatku kuat. Karena aku tidak takut untuk menghadapinya!”

Pedang Harmoni bersinar lebih terang, mengusir ilusi-ilusi Orvus.

Kekuatan Baru Orvus

Namun, Orvus memiliki rencana lain. Dengan Belati Pengkhianat, dia menyerap energi bayangan dari tanah di sekitarnya, menjadi lebih besar dan lebih kuat. Tubuhnya berubah menjadi sosok raksasa yang dikelilingi oleh bayangan yang terus bergerak.

“Sekarang kau akan melihat kekuatan sejati,” kata Orvus.

Arya merasa terdesak. Dia menggunakan semua kekuatan Pedang Harmoni, tetapi serangan Orvus terlalu kuat. Arya menyadari bahwa dia membutuhkan bantuan.

Jiwa Pedang yang Bangkit

Di tengah pertarungan, Arya mengingat kristal yang diberikan Ezekiel, yang memungkinkannya memanggil jiwa pedang. Dia mengangkat kristal itu, dan roh Drakos, Freya, dan Zephyr muncul.

“Kami di sini untuk membantumu,” kata Drakos.

Dengan bantuan jiwa-jiwa pedang, Arya melancarkan serangan gabungan. Drakos menggunakan api untuk melemahkan pertahanan Orvus, Freya membekukan bayangan di sekitarnya, dan Zephyr menciptakan angin badai yang menghalangi pergerakan musuh.

Akhirnya, Arya menggabungkan kekuatan mereka dalam satu serangan terakhir, menebas Orvus dengan Pedang Harmoni.

Kekalahan Orvus

Tubuh Orvus mulai memudar, tetapi dia masih tersenyum.

“Kau mungkin menang kali ini,” katanya dengan suara lemah. “Tapi kau belum melihat ancaman sebenarnya. Dunia ini memiliki rahasia yang bahkan Pedang Harmoni tidak bisa mengendalikan.”

Dengan kata-kata itu, Orvus menghilang, meninggalkan Belati Pengkhianat yang patah di altar.

Blades of the Forgotten Realm: Bab 6

Misteri Baru

Arya mengambil belati itu, merasakan sisa-sisa energi gelap di dalamnya. Dia tahu bahwa ancaman Orvus mungkin telah berakhir, tetapi kata-katanya meninggalkan pertanyaan besar. Apa yang dimaksud dengan rahasia yang lebih besar dari Pedang Harmoni?

“Aku harus mencari tahu,” pikir Arya.

Dengan tekad baru, Arya bersiap untuk petualangan berikutnya, yang akan membawanya lebih dalam ke misteri dunia ini dan kekuatan yang tersembunyi di dalamnya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *