
Blades of the Forgotten Realm: Bab 7 (Pedang dari Alam Terlupakan)
Jejak Rahasia Dunia
Arya kembali ke Perpustakaan Agung Arcanis, membawa Belati Pengkhianat yang telah patah. Cahaya redup masih memancar dari sisa-sisa belati itu, seolah-olah ia mencoba berkomunikasi dengan pemilik barunya.
Ezekiel menyambut Arya dengan sorot mata penuh kecemasan.
“Kau telah mengalahkan Orvus, tetapi belati itu masih memiliki jejak energinya,” kata Ezekiel. “Dan aku khawatir, ini bukan akhir dari semuanya.”
Arya mengangguk, menyadari hal yang sama. “Orvus menyebutkan sesuatu tentang ancaman yang lebih besar. Apa maksudnya?”
Ezekiel menghela napas panjang. “Legenda kuno menyebutkan bahwa dunia ini tidak diciptakan oleh elemen-elemen yang kita kenal saja. Ada kekuatan primordial yang jauh lebih tua dari keseimbangan elemen, kekuatan yang disebut Eterna. Eterna adalah inti dari semua kehidupan dan kehancuran. Jika seseorang berhasil mengaksesnya, mereka dapat menciptakan atau menghancurkan dunia ini dalam sekejap.”
Arya terkejut. “Jadi, Orvus mencoba mengakses kekuatan itu?”
“Tidak,” jawab Ezekiel. “Dia hanya membuka jalan. Ada kekuatan lain yang mencari Eterna. Dan jika mereka menemukannya, bahkan Pedang Harmoni tidak akan cukup untuk menghentikannya.”
Peta ke Eterna
Ezekiel mengeluarkan sebuah peta kuno yang tertutup debu. Di atasnya terdapat simbol-simbol aneh dan garis-garis yang menghubungkan berbagai tempat di dunia.
“Ini adalah peta menuju Sanctum Eterna,” kata Ezekiel. “Namun, untuk membukanya, kau membutuhkan empat Kunci Primordial. Kunci-kunci ini tersembunyi di empat tempat legendaris, masing-masing dijaga oleh tantangan besar.”
Arya memandang peta itu dengan serius. Dia tahu bahwa perjalanan ini akan menjadi ujian yang lebih berat daripada semua yang pernah dia alami.
“Aku harus menemukan kunci-kunci itu sebelum orang lain melakukannya,” kata Arya dengan tekad.
Kunci Pertama: Pilar Api
Peta itu mengarahkan Arya ke Pilar Api, sebuah gunung berapi aktif yang terletak di selatan. Konon, kunci pertama tersembunyi di dalam lava di puncak gunung, dijaga oleh makhluk purba bernama Ignaros, roh api yang tak terkalahkan.
Perjalanan ke sana penuh tantangan. Arya melewati gurun panas dan celah-celah magma yang berbahaya. Sepanjang perjalanan, dia merasakan Pedang Harmoni mulai memancarkan energi hangat, seolah-olah memberi tanda bahwa dia berada di jalur yang benar.
Setibanya di puncak, Arya menemukan sebuah altar yang dikelilingi oleh lava. Di tengah altar itu, ada sebuah bola kristal bercahaya merah. Namun, sebelum dia bisa mendekat, Ignaros muncul dari lava, tubuhnya menyala seperti matahari.
“Siapa yang berani mencuri Kunci Primordial dari Pilar Api?” teriak Ignaros dengan suara gemuruh.
Arya menghunus Pedang Harmoni. “Aku Arya, penjaga keseimbangan. Aku tidak berniat mencuri apa pun, tetapi aku membutuhkan kunci itu untuk melindungi dunia.”
Ignaros tertawa. “Dunia ini tidak perlu dilindungi. Kau hanya manusia yang mencoba melawan kekuatan yang lebih besar darimu.”
Pertarungan pun dimulai. Ignaros menyerang dengan gelombang lava dan bola api yang menghancurkan. Arya menggunakan kekuatan es dari Pedang Harmoni untuk memadamkan serangan itu, tetapi Ignaros terlalu cepat dan kuat.
Arya menyadari bahwa ini bukan hanya tentang kekuatan. Dia harus memahami cara kerja elemen-elemen ini. Mengingat ajaran Freya, penjaga Pedang Es, Arya mencoba mengendalikan emosi dan fokus pada kelemahan Ignaros.
Akhirnya, dia menemukan celah di perisai api Ignaros dan berhasil menyerangnya dengan kekuatan gabungan elemen Harmoni. Ignaros jatuh, tetapi sebelum menghilang, dia memberikan kunci itu kepada Arya.
“Kau layak memilikinya,” kata Ignaros sebelum tubuhnya larut ke dalam lava.
Kunci Kedua: Lautan Tak Berujung
Kunci kedua membawa Arya ke Lautan Tak Berujung, tempat sebuah pulau misterius yang hanya muncul sekali dalam seratus tahun. Kunci ini dijaga oleh Leviathan, makhluk laut raksasa yang dikenal karena kebijaksanaan dan kekuatannya.
Arya menyewa kapal dari pelabuhan kecil dan berlayar menuju lokasi yang ditunjukkan peta. Namun, badai besar menghalangi jalannya. Selama badai, dia melihat bayangan Leviathan di bawah permukaan air, bergerak seperti bayangan besar yang mengancam.
“Manusia kecil,” suara Leviathan menggema dari dalam air. “Apa yang kau cari di wilayahku?”
Arya berusaha menjaga keseimbangannya di kapal. “Aku mencari Kunci Primordial untuk melindungi dunia.”
Leviathan muncul ke permukaan, tubuhnya sebesar gunung. “Dunia ini tidak perlu dilindungi oleh tangan manusia. Aku akan menguji kesungguhanmu.”
Leviathan menciptakan gelombang besar yang hampir menenggelamkan kapal Arya. Namun, dia menggunakan elemen angin dari Pedang Harmoni untuk menciptakan pelindung dan melawan badai itu.
Ujian Leviathan bukan hanya kekuatan, tetapi juga ketenangan dalam menghadapi situasi sulit. Arya mengingat ajaran Zephyr dan membiarkan pikirannya tetap fokus, meskipun bahaya mengintai di setiap sudut.
Setelah perjuangan panjang, Leviathan akhirnya menyerahkan kunci kedua kepada Arya.
“Kau telah membuktikan bahwa hatimu murni,” kata Leviathan sebelum kembali ke kedalaman laut.
Ancaman Baru
Saat Arya kembali ke daratan dengan dua Kunci Primordial, dia menyadari bahwa dia tidak sendirian dalam pencarian ini. Dari bayangan, seorang pria bertopeng muncul, mengenakan jubah hitam yang memancarkan aura gelap.
“Kau cepat, Penjaga Harmoni,” katanya dengan nada dingin. “Tapi kunci-kunci ini bukan untukmu.”
Arya menghunus pedangnya. “Siapa kau?”
Pria itu tertawa. “Aku adalah utusan dari Ordo Kehampaan, organisasi kuno yang mencari Eterna untuk menciptakan dunia baru. Namaku Kaelen, dan aku tidak akan membiarkanmu menghalangi kami.”
Kaelen menyerang dengan kekuatan gelap yang menyerupai kekuatan Orvus, tetapi lebih halus dan mematikan. Arya bertahan dengan Pedang Harmoni, tetapi dia merasakan bahwa Kaelen bukan musuh biasa.
“Aku akan membiarkanmu hidup kali ini,” kata Kaelen sebelum menghilang. “Tapi kau tidak akan menemukan kunci berikutnya secepat itu.”
Misi Berikutnya
Arya tahu bahwa petualangan ini baru dimulai. Dengan dua kunci di tangannya dan dua lagi yang harus ditemukan, dia harus berhadapan dengan ancaman Ordo Kehampaan yang misterius dan Kaelen yang berbahaya.
“Ini bukan hanya tentang menemukan Eterna,” pikir Arya. “Ini tentang memastikan dunia ini tetap seimbang.”
Dengan tekad baru, Arya melanjutkan perjalanannya ke arah utara, di mana kunci ketiga menunggu di Pegunungan Awan Gelap.