
Blades of the Forgotten Realm: Bab 13 (Pedang dari Alam Terlupakan)
Pencarian Kristal Penjaga: Awal Perjalanan Baru
Dewan Elemen memutuskan untuk membagi tugas dalam pencarian Kristal Penjaga, artefak kuno yang dapat menyegel kembali Primordial ke dalam keabadian. Arya memimpin kelompok itu menuju lokasi pertama yang disebutkan oleh Ezekiel: Benteng Cahaya Murni, tempat tersembunyi di tengah padang pasir yang dikenal sebagai Tundra Emas.
Benteng Cahaya Murni
Benteng ini adalah tempat di mana Luxis, Primordial Cahaya, pertama kali disegel. Namun, karena segelnya mulai melemah, benteng tersebut memancarkan cahaya yang begitu terang sehingga membuat siapa pun yang mendekat menjadi buta.
Arya membawa Kael, Penjaga Angin, dan Mira, Penjaga Air, untuk menyelidiki lokasi ini. Ravi dan Aldor tetap di desa terdekat untuk melindungi penduduk jika ada serangan tak terduga.
“Benteng ini akan menguji kemampuan kita,” kata Mira. “Cahaya Luxis tidak hanya menerangi, tetapi juga menghancurkan apa pun yang dianggap tidak sesuai dengan ‘kesempurnaannya’.”
Saat mereka mendekati benteng, mereka melihat struktur besar yang memancarkan cahaya keemasan dari setiap celahnya. Tanah di sekitar benteng retak, dan vegetasi sekitarnya layu karena intensitas cahaya.
“Bagaimana kita bisa masuk ke sana tanpa terbakar?” tanya Kael.
Arya memegang Pedang Harmoni, yang mulai bersinar lembut, seolah-olah memberi mereka perlindungan dari cahaya tersebut.
“Kita harus menggunakan kekuatan gabungan,” kata Arya. “Kael, gunakan anginmu untuk meredam sebagian cahaya. Mira, alirkan air untuk menenangkan energi ini.”
Dengan kombinasi kekuatan mereka, kelompok itu berhasil mendekati pintu masuk benteng tanpa cedera.
Ujian Luxis
Di dalam benteng, mereka menemukan aula besar yang dipenuhi dengan cermin-cermin raksasa, yang memantulkan cahaya ke segala arah. Di tengah aula, sebuah kristal besar melayang, memancarkan cahaya yang menyilaukan. Namun, di hadapan kristal itu, sosok humanoid bercahaya muncul.
“Aku adalah Luxis, Primordial Cahaya,” katanya dengan suara yang menggema. “Siapa yang berani mengganggu kedamaian tempat ini?”
Arya maju. “Kami datang untuk mendapatkan Kristal Penjaga agar dapat menyegel kembali kekuatanmu. Dunia ini tidak bisa bertahan dengan kekuatan primordial yang merusak keseimbangan.”
Luxis menatap mereka dengan mata bersinar. “Kalian pikir dunia ini pantas diselamatkan? Cahaya hanya membutuhkan kesempurnaan. Semua yang tidak sempurna harus dihancurkan.”
Kael, yang selalu percaya pada kebebasan, tidak setuju. “Dunia ini bukan tentang kesempurnaan. Itu tentang menerima perbedaan dan ketidaksempurnaan.”
Luxis mengangkat tangannya, menciptakan gelombang cahaya yang menyerang mereka. Pertarungan pun dimulai.
Pertarungan Melawan Luxis
Luxis menggunakan cahaya untuk menciptakan bayangan dirinya sendiri, menyerang Arya dan kelompoknya dari berbagai arah. Kael menciptakan badai angin untuk menghalangi sebagian serangan, sementara Mira menggunakan air untuk memantulkan cahaya kembali ke Luxis.
Namun, serangan Luxis semakin kuat, dan kelompok itu mulai terdesak. Arya menyadari bahwa mereka tidak bisa menang dengan kekuatan semata.
“Luxis tidak akan tunduk pada kekuatan,” pikir Arya. “Kita harus meyakinkannya bahwa dunia ini layak diselamatkan.”
Arya menurunkan Pedang Harmoni dan berkata dengan lantang, “Luxis, dengarkan kami! Dunia ini mungkin tidak sempurna, tetapi kesempurnaanmu sendiri tidak akan membuatnya lebih baik. Kehidupan membutuhkan bayangan untuk menghargai cahaya. Tanpa itu, dunia ini akan kosong.”
Luxis terdiam, dan cahayanya mulai meredup.
“Bayangan… untuk menghargai cahaya…” gumam Luxis. “Mungkin ada kebijaksanaan dalam kata-katamu.”
Cahaya Luxis perlahan menyusut, dan kristal besar di tengah ruangan jatuh ke tangan Arya.
“Kau telah membuktikan bahwa kau memahami esensiku,” kata Luxis. “Bawa Kristal Penjaga ini dan gunakan dengan bijaksana.”
Kebangkitan Nixara
Saat kelompok itu meninggalkan benteng dengan Kristal Penjaga Luxis, mereka merasakan getaran aneh di tanah. Ezekiel muncul melalui proyeksi astral.
“Berita buruk,” katanya dengan nada cemas. “Energi yang dilepaskan saat kalian mengambil Kristal Penjaga telah memicu kebangkitan Nixara, Primordial Kekosongan.”
“Nixara?” tanya Mira.
“Ya,” jawab Ezekiel. “Dia adalah kekuatan kehampaan yang melahap segala sesuatu di sekitarnya. Jika tidak dihentikan, dia akan menghapus seluruh eksistensi dari tempat yang dia lalui.”
Jejak Kekosongan
Menurut Ezekiel, Nixara telah bangkit di sebuah kota kuno yang disebut Naharim, yang kini menjadi reruntuhan setelah bertahun-tahun terkubur pasir. Kota itu adalah tempat di mana Nixara pertama kali disegel oleh Eterna.
Arya dan kelompoknya segera menuju ke lokasi tersebut, tetapi perjalanan mereka penuh dengan rintangan. Di sepanjang jalan, mereka menemukan desa-desa yang telah berubah menjadi lubang kosong, tanpa kehidupan atau suara.
“Ini lebih buruk dari yang kita duga,” kata Arya. “Nixara tidak hanya menghancurkan, dia benar-benar menghapus segala sesuatu dari keberadaan.”
Pertarungan Melawan Kehampaan
Ketika mereka tiba di Naharim, mereka menemukan kota itu dalam kehancuran total. Di tengah reruntuhan, sosok besar dengan tubuh transparan dan bercahaya biru melayang di udara. Itu adalah Nixara, dengan mata hitam tanpa jiwa yang menatap langsung ke Arya dan kelompoknya.
“Manusia… selalu mencoba melawan apa yang tak terhindarkan,” kata Nixara dengan suara hampa. “Keberadaan adalah kesalahan. Kekosongan adalah kebenaran.”
Arya menghunus Pedang Harmoni, bersiap untuk bertarung, tetapi dia merasakan bahwa kekuatan Eterna di pedangnya tidak sepenuhnya efektif melawan Nixara.
“Nixara adalah lawan yang berbeda,” pikir Arya. “Dia tidak hanya menyerang. Dia menghapus.”
Dengan strategi baru, Arya memutuskan untuk menggunakan kekuatan Kristal Penjaga Luxis yang baru saja mereka peroleh. Dengan bantuan Dewan Elemen, mereka berhasil menciptakan pelindung cahaya yang melindungi mereka dari serangan Nixara.
Namun, serangan itu hanya cukup untuk menahan Nixara sementara waktu. Arya menyadari bahwa mereka harus menemukan cara untuk menyegel Nixara kembali sebelum kehampaan itu menyebar lebih jauh.
Misi Berlanjut
Setelah berhasil melumpuhkan Nixara untuk sementara, kelompok itu kembali ke Ezekiel untuk mencari tahu cara menyegel Primordial tersebut.
“Kalian membutuhkan Kristal Penjaga Nixara sendiri,” kata Ezekiel. “Namun, mencarinya akan jauh lebih sulit. Itu tersembunyi di kedalaman dunia yang bahkan aku tidak tahu lokasinya.”
Dengan ancaman Primordial yang semakin nyata, Arya dan Dewan Elemen tahu bahwa mereka harus bergerak cepat untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran total.