Perjuangan Berbuah Manis: M. Nuh Ajak Semua Pihak Jaga Status Geopark Kaldera Toba Pasca Raih “Green Card”

Perjuangan Berbuah Manis: M. Nuh Ajak Semua Pihak Jaga Status Geopark Kaldera Toba Pasca Raih “Green Card”

Jakarta – Geopark Kaldera Toba di Sumatera Utara secara resmi kembali diakui oleh UNESCO setelah berhasil mendapatkan “green card”, status yang menunjukkan pengelolaan sesuai standar global. Prestasi ini diraih setelah melalui serangkaian perbaikan signifikan menyusul peringatan “kartu kuning” pada September 2023.

Danau Toba, yang merupakan kaldera supervolcano, telah menjadi bagian dari jaringan Geopark Global UNESCO sejak Juli 2020. Namun, dalam evaluasi yang dilakukan di Maroko, UNESCO menyoroti beberapa aspek pengelolaan yang dinilai belum memenuhi kriteria. Peringatan ini memicu kolaborasi intensif antara berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, daerah, akademisi, dan masyarakat.

Muhammad Nuh, yang berperan aktif dalam upaya ini, mengungkapkan bahwa langkah perbaikan dimulai sejak akhir September 2023. “Kami mengadakan pertemuan di Jakarta dan Medan, melibatkan Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT) serta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, untuk merumuskan strategi bersama. Tujuannya adalah memastikan Geopark Kaldera Toba dikelola sesuai standar internasional,” jelasnya.

Kerja keras tersebut terbayar saat Konferensi Global Geopark Network di Chile, 5-12 September 2025. Di sana, Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark, yang diwakili oleh Dr. Azizul Khalis, menerima kembali “green card” yang menandakan bahwa Danau Toba kembali diakui sebagai model pengelolaan warisan geologi.

Manfaat Status Geopark Global UNESCO

Pengakuan ini memberikan manfaat strategis yang signifikan, di antaranya:

  • Peningkatan Promosi dan Daya Tarik: Status UNESCO meningkatkan visibilitas Danau Toba di kancah internasional, menjadikannya destinasi yang setara dengan situs global lainnya, seperti Langkawi di Malaysia.
  • Penguatan Ekonomi Lokal: Terbukanya peluang pariwisata yang lebih luas akan menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di sekitar kawasan danau.
  • Konservasi dan Edukasi: Status ini memperkuat komitmen terhadap pelestarian geologi, keanekaragaman hayati, dan warisan budaya, sekaligus mempromosikan pendidikan tentang lingkungan.

Muhammad Nuh juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, termasuk Gubernur Sumatera Utara Bapak Bobby Nasution dan para Bupati, yang telah mendukung penuh upaya pemulihan ini.

See also  Kasus Pemilik Panti Jompo BK, Semua Pihak Tahan Diri, Hormati Asas Praduga Tak Bersalah

“Ke depan, evaluasi akan dilakukan setiap empat tahun. Ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus menjaga dan mengelola Geopark Kaldera Toba dengan sebaik-baiknya,” tutup Muhammad Nuh.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *